Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Aku ingin mencintaimu
dengan sederhana
Lewat kata yang tak
sempat disampaikan
Awan kepada air yang
menjadikannya tiada
Aku ingin mencintaimu
dengan sederhana
Dengan kata yang tak
sempat diucapkan
Kayu kepada api yang
menjadikannya abu.

Mungkin sudah nggak
asing lagi dengan puisi
diatas, tapi apa
hubungannya puisi itu
dengan kisah ini?? Jelas
ada…

Kisah ini bercerita tentang
sepasang suami istri,
Ridwan dan Hen (karena
di cerita nama
panggilannya ini) yang
sudah menikah selama
hampir 3 tahun.

Ridwan
yang selalu sibuk dengan
urusan kerjanya tidak
pernah mengingat hari
ulang tahun pernikahan
mereka. Di hari ulang
tahun pernikahan mereka
yang ke 3, Hen ingin bisa
menghabiskan waktu
berdua bersama
suaminya. Namun,
nyatanya Ridwan tetap
tidak bisa meluangkan
waktunya untuk bersama
dengan hen di hari ulang
tahun pernikahan mereka.
Hen, mulai merasa kesal.
Sejak sebelum menikah
dia memang tahu Ridwan
bukan orang yang
ekspresif apalagi
romantis. Sedangkan
dirinya sendiri adalah
wanita yang ekspresif dan
romantis. Dia selalu
megungkapkan perasaan
sayangnya dengan jelas
lewat kata-kata maupun
tingkah laku. Memang
wajar wanita merasa ingin
diperlakukan lebih
romantic oleh
pasangannya. Itulah yang
dirasakan oleh Hen.

Hen merasa kehidupan
pernikahannya sekarang
jauh berbeda dari minggu-
minggu awal pernikahan
mereka. Yah, seperti
umumnya pengantin baru,
Ridwan berupaya bersikap
romantis dengan dia, tapi
hal itu berakhir ketika
mereka mulai menjalani
kesibukan masing-masing.
Sehingga hampir tidak ada
waktu untuk berdua.
Ditambah dengan lupanya
Ridwan akan hari
pernikahan mereka, Hen
makin kesal. Dia mengirim
sms pada Ridwan untuk
meminta izin pulang ke
rumah ibunya. Itu pun
Ridwan membalas baru
satu jam kemudian karena
sibuk dengan urusan
kantornya.
Sampai di tempat sang
ibu,sambil menangis Hen
langsung menumpahkan
semua kekesalannya pada
ibunya. Sang ibu yang
bijak bertanya,
“sebenarnya apa
kekurangan Ridwan?”
Hen, mulai berpikir,
sebenarnya kekurangan
Ridwan hanya satu, yaitu
sifat tidak romantisnya.
Ridwan selalu baik
padanya, Ridwan
berusaha dengan baik
membahagiakan dia
dengan caranya sendiri.
Jika masalah kesetiaan,
sudah pasti tidak perlu
diragukan. Tapi Hen pun
merasa diirinya juga
butuh perhatian yang
lebih.
Namun kata-kata ibunya
yang pendek membuatnya
merasa amat bersalah.
“Kamu kehilangan rasa
syukur…”
Hen tahu bagaimana sifat
Ridwan. Jika dia ingin
menghabiskan waktu
bersama kenapa dia tidak
mengatakan sejak
beberapa hari lalu,
sehingga Ridwan bisa
mengatur jadwalnya. Jika
dia ingin diperlakukan
romantic, harusnya dia
mengatakan hal itu pada
suaminya.

Menyadari
kesalahannya, Hen
bergegas pulang.
Dia menyiapkan makan
malam, lengkap dengan
meja yang dihias bunga
untuk menyambut
suaminya pulang. Sampai
jam 9 malam dia
menunggu, suaminya tak
kunjung datang. Akhirnya
dia pun tertidur.

Ketika
jam menunjukan jarumnya
di angka 11, Hen
terbangun. Dia melihat
suaminya tertidur pulas di
karpet sebelum sempat
membuka dasi dan kaos
kakinya. Di meja
tergeletak seikat bunga
dan kotak perhiasan kecil
dengan kartu di atasnya.

Dibukanya kartu itu, dan
bertuliskan puisi “aku
ingin mencintaimu dengan
sederhana”.

Komentar (1)